Sensasi
Sensasi adalah tahap pertama stimuli
mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat
pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis
Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat indera
dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima
alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera
penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari
dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi
dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah).
Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ
vestibular).
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi
(sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga
sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya
yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat
stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor
situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan
perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention
getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
- Gerakan
(Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
- Intensitas
Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol
dari stimuli yang lain
- Kebaruan
(Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik
perhatian.
- Perulangan
(Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit
variasi akan menarik perhatian.
Faktor Internal Penarik Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos
dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa
yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini
timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang
memengaruhi perhatian kita adalah :
- Faktor-faktor
Biologis
- Faktor-faktor
Sosiopsikologis.
- Motif
Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita
perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan
dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli
komunikasi.
1. Perhatian itu merupakan
proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2. Kita cenderung
memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
3. Kita menaruh perhatian
kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan
kepentingan kita.
4. Kebiasaan sangat
penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang
secara potensial akan menarik perhatian kita.
5. Dalam situasi tertentu
kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan
stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
6. Walaupun perhatian
kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam
kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
7. Perhatian tergantung
kepada kesiapan mental kita,
8. Tenaga-tenaga
motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9. Intesitas perhartian
tidak konstan
10.
Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian
juga tidak konstan.
11.
Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak
menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
12.
Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli
secara serentak.
13.
Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik
dan memertahankan perhatian
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan
Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut
sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau
bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada
stimuli itu.
Kerangka Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula
konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi
objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian
terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang
dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana
memberi makna pada pesan yang diterimanya.
Faktor-faktor Struktural yang Menentukan
Persepsi
Faktor-faktor struktural berasal
semata-mara dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkanny
pada system saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimer,
dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural.
Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori
Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan.
Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami
suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita
harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan
***
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil
persepsi, menjadi empat bagian :
1. Dalil persepsi 1:
Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang
mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi
tujuan individu yang melakukan persepsi
2. Dalil persepsi 2 :
Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita
mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita
terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang
konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3. Dalil persepsi 3 :
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya
oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai
anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok
akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau
kontras.
4. Dalil persepsi 4 :
Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu
sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil
ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek
fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak
murni structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang
individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang lainnya.
Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh
komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan
orang-orang yang punya prestise tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu
menyebabkan stimuli ditangapi sebagai bagian dari struktur yang sama.
Kecenderungan untuk mengelompokan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan
adalah hal yang universal.
Memori
Dalam komunikasi Intrapersonal, memori
memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir.
Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme
sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk
membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori meleawai tiga proses:
1. Perekaman (encoding)
adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
2. Penyimpanan (strorage)
adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk
apa, dan di mana. Pe
3. Pemanggilan (retrieval),
dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang
disimpan
Jenis-jenis Memori
Pemanggilan diketahui dengan empat cara :
1. Pengingatan (Recall),
Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim
(kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2. Pengenalan (Recognition),
Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
3. Belajar lagi (Relearning),
Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4. Redintergrasi (Redintergration),
Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.
Mekanisme Memori
Ada tiga teori yang menjelaskan memori :
1. Teori Aus (Disuse
Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J. Underwood
membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer
one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek kemampuan
mengingat.
2. Teori Interferensi
(Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman
adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang menjadi
hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif (hambatan
kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan motivasional, dan
amnesia.
3. Teori Pengolahan
Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi
mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian
masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau
dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka
panjang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar