Jumat, 11 November 2011

Catatan Kuliah persepsi tentang orang dan atribusi


Persepsi tentang orang dan Atribusi
1.Inferensi Sosial
Adalah mempersepsi orang lebih sulit dan lebih mungkin untuk tidak cermat dari pada mempersepsi benda. Inferensi sosial berarti mengerti apa yg kita pelajari ttg orang atau orang-orang lain. Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial berupa : informasi sosial, penampilan fisik, isyarat-isyarat nonverbal, dan tindakan-tindakan orang lain. Semua itu membentuk data sosial yg terintegrasi dan terkumpul untuk membentuk kesan mengenai orang lain
Inferensi sosial dtg dari 4 sumber
         Informasi sosial ttg orang lain
         Penampilan
         Petunjuk nonverbal
         Implikasi tindakan-tindakan orang lain
BENTUK INFORMASI SOSIAL
         Trait (sifat,pembawaan )
          suatu generalisasi ttg sikap seseorang
         Nama
         Stereotype
          suatu generalisasi tentang kelompok tertentu yg dianggap sebagai suatu kebenaran
2. Atribusi
Teori atribusi adalah bagaimana kita membuat keputusan tentang seseorang. Kita membuat sebuah atribusi ketika kita merasa dan mendeskripsikan perilaku seseorang dan mencoba menggali pengetahuan mengapa mereka berperilaku seperti itu.
Heider (1958) berpendapat bahwa, “dalam kehidupan sehari-hari kita membentuk ide tentang orang lain dan tentang situasi sosial. Kita menginterpretasikan perilaku orang lain dan memprediksikan apa yang akan mereka lakukan apabila menghadapi sebuah situasi tertentu”
Penyebab seseorang memberikan atribusi kepada perilaku seseorang dapat dibedakan antara kekuatan seseorang untuk mencapai sesuatu dan efek dari pengaruh lingkungan. Kelley (1967) mendeskripsikan 4 kriteria yang kita gunakan untuk memutuskan apakah perilaku tersebut dapat diberikan atribut kepada seseorang bukan berasal dari penyebab eksternal (situasional) :
1.   Distinctiveness – perilaku dapat dibedakan dari perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang sama
2.   Consensus – jika orang lain setuju bahwa perilaku diatur oleh beberapa karakteristik personal
3.   Consistency over time – apakah perilaku diulang
4.   Consistency over modality (cara dimana perilaku itu dilakukan) – apakah perilaku diulang pada situasi yang berbeda
Itulah beberapa cara dimana kita merasa dan membuat keputusan tentang seseorang, misalnya di bagaimana seseorang di lingkungan kerja.
Teori atribusi juga menekankan pada cara dimana seseorang berhasil melakukan atribusi atau gagal terhadap dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Weiner (1974) dan yang lain telah mengindikasikan bahwa ketika seseorang dengan kebutuhan akan achievement yang tinggi telah sukses, mereka mengangggap bahwa keberhasilan ini berasal dari faktor internal yaitu usaha dan kemampuan.
Orang dengan need of achievement yang tinggi akan cenderung menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak mampu. Sedangkan orang dengan need of achievement rendah akan menganggap kegagalan sebagai ketidak mampuan bukan karena kurang usaha.
http://www.psikologizone.com/teori-atribusi/06511876



Tidak ada komentar:

Posting Komentar