Minggu, 06 Mei 2012

GAYA-GAYA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI


GAYA-GAYA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

1.Bersosialisasi (socializer)
     Tipe Socializer dapat menjadi lebih efektif dalam berhubungan dengan orang lain jika dapat mengontrol waktu dan emosi lebih baik, mengembangkan kemampuan seperti : menentukan dan mengatur sesuatu yang akan dikerjakan, berkonsentrasi pada apa yang dikerjakan. Jika seseorang memiliki gaya komunikasi yang berbeda dengan gaya bersosialisasi dan ingin berhubungan baik dengan socializer. Maka diharuskan untuk mengijinkan socializer ada kaanya keluar dari topic pembicaraan, tertarik dengan ide dan impiannya, menghindari konflik dan adu pendapat, member pujian terhadap penampilan dan karismanya.
2.Pemimpin (Director)
     Tipe Director biasanya menjadi lebih efektif dalam berhubungan dengan orang lain jika berlatih mendengarka, membangun kesan yang lebih santai / tenang, dan mengembangkan kerendahan hati dan sensitivitas. Tipe Director harus memperlihatkan keprihatinan (rasa perhatian) kepada orang lain, mengungkapkan alasan secara verba. Jika seseorang memiliki gaya komunikasi lain dan ingin berhubungan baik dengan Director maka harus berkonsentrasi pada upaya dalam mencapai hasil yang diinginkan seefisien mungkin, tepat dan seksama, dan pandai mengatur sesuatu, dan ahli dalam adu pendapat, tidak berperasaan ketika terjadi pertentangan pendapat.
3.Pemikir ( Thinker )
     Tipe Thinker biasanya dapat lebih efektif jika berhubungan dengan orang lain jika menunjukan dan menghargai orang lain secara lebih terbuka. Orang lain juga akan lebih menghargai tipe Thinker jika lebih tapat waktu dalam mengambil keputusan, memulai satu hal / berinisiatif, ada kalanya berkompromi degan orang lain yang memiliki pandangan berbeda. Jika seseorang memiliki gaya komunikasi lain dan ingin berhubungan baik dengan pemikir, maka seorang tersebut harus cermat dan memiliki persiapan yang baik.
4.Pencerita (Relater)
     Seorang Relater biasanya dapat lebih efektif jika berhubungan dengan orang lain jika dapat menyelesaikan tugas pada waktunya dan menunjukan komitmen pada suatu hal yang penting adakalanya dengan berkata tidak. Jika seseorang memiliki gaya komunikasi yang lain dan ingin berhubungan baik dengan relater, bersikaplah hangat dan tulus dengan tipe relater, aktif mendengar terhadap keprihatinan dan perasaannya, dan pujilah kemampuan tipe ini dalam kemampuan bergaul dengan baik dengan orang lain.



http://sicupuanshari.blogspot.com/2011/04/gaya-komunikasi-antarpribadi.html

Rabu, 02 Mei 2012

KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL




A. Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

B. Macam kelompok sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.


Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:

1. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.



2. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv.Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

3. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

4. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati Misalnya: kelompok arisan.

5. Kelompok referensi
Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang itu telah menyetujui norma, sikap, dan tujuan dari kelompok tersebut.

6. Kelompok membership
Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang dengan interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan.
Keenam kelompok sosial di atas merupakan kelompok sosial yang teratur.Adapun kelompok sosial yang tidak teratur adalah : kerumunan (crowd) dan publik dalam berbagai bentuk.



C. Faktor Pembentuk
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.


D. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.


E. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.




F. Pembentukan norma kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
Kita memahami bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Untuk melangsung-kan kehidupannya manusia senantiasa hidup berkelompok.Ada kelom-pok berburu, kelompok tani, kelompok arisan, kelompok belajar, kelompok pecinta lingkungan hidup, dan lain-lain. Selanjutnya, seseorang mungkin dilahirkan di rumah sakit, dididik di sekolah formal, mencari nafkah dengan bekerja di suatu perusahaan, mengadakan kegiatan sosial dengan aktif di organisasi kemasyarakatan dan sebagainya diatur oleh institusi/organisasi tertentu. Dengan demikian, kehidupan manusia tidak lepas dari sosial kemasyarakatan yang dimanifestasikan dalam kelompok sosial maupun organisasi sosial.Selanjutnya perlu kita bahas secara mendalam mengenai kelompok sosial dan organisasi sosial.

G. Organisasi Sosial
Pengertian organisasi sosial menurut Amitai Etzioniela organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Etzioni menjeskan umumnya organisasi ditandai ciri sebagai berikut : (1) pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasil; (2) ada satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan; (3) ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
Pengertian lainnya : organisasi adalah suatu sistem sosial yang bersifat langgeng, formal, memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggotanya terinci, dan mempunyai sifat hirarkis.


Gagasan penting kedua dalam organisasi adalah adanya tujuan atau maksud melakukan koordinasi. Selanjutnya, proses pelaksanaan tugas dapat berjalan efektif bila dilakukan terpadu/ terintegrasi yang dilaksa-nakan oleh anggota-anggotanya. Penggolongan/Jenis/Tipe

H. Macam-macam Organisasi Sosial
1. Organisasi Normatif
Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
2. Organisasi Utilitarian
Adalah pihak elit mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
3. Organisasi Koersi
Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.


I. Proses Pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
• Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.

• Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.

• Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
• Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
• Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.

• Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.


Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial

Dinamika kelompok
Dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika kelompok yaitu :
• Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok
• Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar
• Norma : perilaku standar yang dapat diterima
• Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota kelompok
• Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban
• Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain
• Jenjang social
• Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok

Dinamika Organisasi Sosial
Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat dari :
1. sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya
2. struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas;
3. proses organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan supervisi.

http://nasherooy.blogspot.com/2010/04/kelompok-dan-organisasi-sosial_23.html

Komunikasi di depan Umum

Komunikasi di depan Umum

Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens.[1] Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang, yaitu:
  1. Mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya.
  2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.
  3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.
  4. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.
  5. Menyelipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens yang di luar perkiraan.


Kemampuan berbicara di depan umum tidaklah dimiliki setiap orang karena kemampuan ini berkaitan erat dengan citra pribadi. Biasanya orang yang memiliki  kemampuan ini  sering  disebut  dengan "pemimpin". Kemampuan berbicara di depan umum  dapat  dimiliki   karena  adanya bakat alam (sering disebut "dilahirkan"), dengan menjalani pelatihan atau secara spontan muncul dalam situasi darurat (bersifat sementara).
Public Speaking yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian

  • Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
  • Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - Organisasikan bahan presentasi Anda.
    - Visualisasikan.
    - Berlatih.
    - Bernafas dalam - dalam.
    - Berfokus pada relaksasi.
    - Melepas ketegangan.
    - Kontak mata.
2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
  • Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    - postur tubuh.
    - Perpindahan tempat.
    - Gerak isyarat.
    - Mimik wajah.
    - Mata yang bersinar.
  • Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    - memasukan tangan ke saku.
    - Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    - Lengan disedekapkan.
    - Bertolak pinggang.
    - Meremas-remas tangan.
3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian
  • Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
  • Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - Organisasikan bahan presentasi Anda.
    - Visualisasikan.
    - Berlatih.
    - Bernafas dalam - dalam.
    - Berfokus pada relaksasi.
    - Melepas ketegangan.
    - Kontak mata.
cemas?  CEMAS????
2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
  • Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    - postur tubuh.
    - Perpindahan tempat.
    - Gerak isyarat.
    - Mimik wajah.
    - Mata yang bersinar.
  • Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    - memasukan tangan ke saku.
    - Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    - Lengan disedekapkan.
    - Bertolak pinggang.
    - Meremas-remas tangan.
3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
4. Penggunaan Alat Peraga
Alat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk :
- Memfokuskan perhatian audience
- Mengukuhkan pesan verbal
- Merangsang minat
- Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan

5.Persiapan
  • Faktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :
    - penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, . . .)
    - Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil, cukup tidur, . . .)
    - Latihan gaya, menghitung waktu, . . .
    - Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.
    - Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, . . .
    - Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, . . .
    - Kreativitas.
6. Pelaksanaan yang meyakinkan
  • Intonasi suara, semangat, rasa percaya diri, keyakinan yang sempurna, rasa optimis, mata yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audience, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangat mempengaruhi keberhasilan berbicara di depan umum.
7. Feeling
  • Otak manusia terdiri dari optak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang rasional, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau senidan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidak pastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri. Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejala yang dapat merusak presentasi kita. Contoh : jam presentasi yang tidak tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yagn monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanya jawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".
8. Finishing Touch
Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, ungkapkanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audience terpana, tercengang, berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.





http://ummahattokyo.tripod.com/kepribadian/teknik_public_speaking.htm


KOMUNIKASI MASSA

KOMUNIKASI MASSA




yaitu proses komunikasi dengan menggunakan media massa.
Media Massa:
1. Cetak  surat kabar, majalah, etc.
2. Non Cetak  radio, TV, internet, film

“Yang terpenting adalah bukan jenis media massanya tetapi yang
diperlukan adalah pemahaman lebih luas dari konsep-konsep
tersebut, apakah semua media beroperasi sama.”

Joseph R. Dominick:
Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi
yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin
memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang
besar, heterogen, dan tersebar.

Jalaluddin Rakhmat merangkum:
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.

DeFleur & Dennis
è komunikasi sebagai proses.
Tahapan-tahap pembentuk komunikasi massa:
1. Komunikator profesional
è komunikator yang terlembagakanè komunikator bukan
individu è komunikator merupakan bagian dari
lembaga/organisasi yang kompleks

Media Massa  menurut Ashadi siregar  padat modal &
teknologi
Konglomerasi pers pers yang dikuasai konglomerat
2. Cepat & berkelanjutan
Cepatè proses penyampaian pesan lebih cepat karena
kecanggihan teknologi ex. Cetak jarak jauh
Berkelanjutan è dalam menyampaikan pesan tidak sepotongsepotong
tetapi berkelnajutan
Ex. Kasus yang sedang hangat diberitakan di TV mengenai
operasi wajah yang disiarkan secara terus menerus.
Pesan medisa massa bersifat umum (tidak ditujukan untuk
pribadi tetapi untuk khalayak luas, heterogen, …

3. Khalayak luas & beragam/heterogen & anonim
Luas è tersebar di berbagai tempat
Heterogen è khalayak beragam
Anonim è tidak dikenal (komunikator tidak dapat mengenal
audience)

4. Kesamaan makna
è pesan ang disampaikan untuk meciptakan kesamaan makna
diantara khalayak.
Kesamaan makna muncul karena keserampakan/serentak pada
waktu yang sama.
“tapi” ==== pada kenyataannya pesan yang disampaikan sama
tetapi makna yang dimunculkan berbeda-beda

5. Mempengaruhi khalayak
è bertujuan untuk membentuk satu sikap & perilaku tertentu

6. Mengutamakan unsur isi daripada hubungan
è komunikasi masa lebih mengutamakan isi/content daripada
hubugan/relationship karena pesannya melalui media

7. Bersifat satu arah
è akan tetapi pada konteks-konteks tertentu dapat bersifat
dua arah

8. Stimulasi alat indera terbatas
è merupakan kelemahan karakteristik komunikasi massa
ex. Orang buta è mendengar radio è tidak dapat melihat
siaran TV

9. Feedback tertunda
è tetapi untuk sekarang ini sudah tidak relevan lagi karena
sekarang sduah ada acara yang bersifat interaktif

PERBEDAAN KOMUNIKASI MASSA & TATAP MUKA
1. Konsekuensi menggunakan media
2. Konsekuensi memiliki khalayak luas & beragam
3. Pengaruh sosial & kultural
Perbedaan secara teknis menurut Elizabeth Noelle-Neuman ada
4 tanda pokok dari komunikasi massa yang tidak terdapat pada
komunikasi interpersonal:
·  bersifat tidak langsung
·  bersifat searah
·  bersifat terbuka
·  mempunyai publik yang tersebar secara geografis
Komunikasi antar pribadi
Æ tatap muka
Æ dengan media: telfon, surat, fax, email
PROSES & MODEL KOMMUNIKASI MASSA
Ada 2 proses komunikasi
1. Komunikasi Primer proses komunikasi yang tidak menggunakan media
tetapi menggunakan lambang/simbol sebagai media satusatunya
Ada 2 jenis lambang:
a. Verballambang/simbol/pesan yang berupa kata-kata
(lisan/tulisan)
b. Non Verbal
è bahasa tubuh/body language/ekspresi wajah
Non verbal dalam bentuk tulisan ex. Tinta merah è
marah
c. Paralinguistik1.
Dialek: cara orang berbicara
Z Intonasi
Z Volume suara
Z Kecepatan berbicara
http://aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massa-a5.PDF


KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 


Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.

Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui.

Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).

Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.
Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1. Fisik (Physical)
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.



http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/komunikasi-antar-budaya-definisi-dan.html

Senin, 30 April 2012

Analisis komunikasi antar pribadi


Analisis komunikasi antar pribadi

Dalam hubungan komunikasi dengan orang lain, pada dasarnya seseorang pasti melakukan proses prediktif. Maksudnya adalah memperediksi tentang bagaimana lawan bicara saya. Dan dari proses prediksi inilah, akan timbul pertanyaan – pertanyaan seperti : bagaimana sifat orang ini? Apakah dapat dipercaya? Apakah dia menyukainya? Bagaimana agar dia menyukai saya? Dan sebagainya.

Menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg (1975) ada 3 tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi yaitu :
1. tingkat kultural
menurut koentjaraningrat atau ahli antropologi Indonesia, kebudayaan didefinisikan sebagai “keseluruhan gagasan dan karya manusia yang dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya itu,” inti dari definisi tersebut bahwa kebudayaan merupakan produk manusia sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang ada diluar diri individu yang harus dipelajari seperti bahasa, seni lukis dan sebagainya.
Pada analisis tingkat cultural, guna mencapai efek yang diharapkan komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami kultur, terutama yang bersifat material dari pihak yang diajak berkomunikasi.
Analisis cultural memiliki batas – batas geografis, dimana adat istiadat, kebiasaan, dan budaya serta bahasa di setiap tempat berbeda – beda.
2. tingkat sosiologis
apabila komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan dalam kelompok sosial tertentu, maka dapat dikatakan bahwa komunikator melakukan prediksi pada tingkat sosiologis.
Dalam tingkat sosiologis, komunikator melakukan prediksi, yaitu berupa nilai dan norma kelompok yang dianut pihak lain tersebut.
3. tingkat psikologis
prediksi tingkat psikologis adalah prediksi yang dibuat oleh komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan pada analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan.
Dalam prediksi tingkat psikologis, memiliki karakteristik khas dari kepribadian pihak lain itu .

 http://mariberkomunikasi.blogspot.com/2009/08/tingkat-analisis-dalam-melakukan.html

Teori-teori dalam komunikasi antar pribadi

Teori-teori dalam komunikasi antar pribadi

1. Teori Semiotika

Semiotika (semiotics) berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang berarti tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif, mampu menggantikan suatu yang lain (stand for something else) yang dapat dipikirkan atau dibayangkan (Broadbent, 1980).

Semiotika (semiotics) adalah salah satu dari ilmu yang oleh beberapa ahli/pemikir dikaitkan dengan kedustaan, kebohongan, dan kepalsuan, sebuah teori dusta. Jadi, ada asumsi terhadap teori dusta ini serta beberapa teori lainnya yang sejenis, yang dijadikan sebagai titik berangkat dari sebuah kecenderungan semiotika, yang kemudian disebut juga sebagai hipersemiotika (hyper-semiotics). Umberto Eco yang menulis tentang teori semiotika ini mengatakan bahwa semiotika “…pada prinsipnya adalah sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta (lie).” Definisi Eco cukup mencengangkan banyak orang, secara eksplisit menjelaskan betapa sentralnya konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri.

2. Teori Kode

Kode adalah seperangkat aturan atau konvensi (kesepakatan) bersama yang di dalamnya tanda-tanda dapat dikombinasikan, sehingga memungkinkan pesan dapat dikomunikasikan dari seseorang kepada yang lain (Eco, 1979).

Di dalam kehidupan manusia banyak ditemukan penggunaan kode-kode sebagai perwujudan suatu makna tertentu. Salah satunya adalah budaya, budaya dapat dianggap sebagai kumpulan kode yang membentuk tingkah laku manusia, menjadi bermacam tingkatan dan cara, tergantung pada lingkungan. Ada 2 arti dari istilah “kode”. Pertama, kode menunjukkan bentuk status yang sistematis, aturan, dan sebagainya. Kedua, kode menyangkut suatu ide rahasia, satu set bentuk, huruf, atau simbol yang mengaburkan arti, dan dapat dipecahkan bila diketahui penyusunan pokok kode tersebut. Jika kedua aspek tersebut dikombinasikan (sistematis dan rahasia), maka kode tersebut kemudian dikenali sebagai kode kultur (culture code), yaitu mengarah dalam budaya yang tidak dikenal tetapi mempunyai struktur jelas dan spesifik.

3. USES AND GRATIFICATIONS (KEGUNAAN DAN KEPUASAN)

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (bahasa Inggris: Uses and Gratification Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada pemirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
 Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang sama pada pemirsanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pemirsa dan membentuk harapan-harapan.

Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

 http://mariberkomunikasi.blogspot.com/2009/08/teori-teori-dalam-komunikasi.html