Rabu, 23 November 2011

test

catatan kuliah pengaruh sosial dan perilaku kelompok


PENGARUH SOSIAL
          Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau perilaku sebagai hasil dari interaksi orang lain. terdapat perbedaan tingkat pengaruh sosial pada setiap individu,yaitu menerima sepenuhnya pengaruh orang lain tersebut (acceptance) atau hanya melakukan perubahan secara parsial tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).
Bentuk dari  acceptance adalah
               a.identification (identifikasi)
                b.internalization (internalisasi)
Bentuk dari compliance adalah
                 a.conformity (konfirmasi)
                  b.obedience (kepatuhan)
Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh orang lain? ada dua alasan yang dikemukakan para ahli, yaitu :
a.Pengaruh normatif, terjadi apabila pengamatan kita terhadap orang lain memberi suatu pedoman perilaku (norma) sehingga kita terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut.
b.Pengaruh informasional, terjadi apabila kita mengubah pikiran dan tindakan kita karena orang lain telah menunjukkan kita cara atau jalan yang benar atau lebih baik.
          Mengapa orang yang tidak kita kenal mempunyai kekuasan untuk mempengaruhi kita? Penelitian menguji dampak dari kehadiran orang lain, baik orang asing maupun tema, berdasarkan dua proses tersebu, yaitu pembentukan norma dan tekanan kelompok.
           Faktor situasi yang mempengaruhi konformitas menurut Asch, ysitu :
(1) ukuran kelompok,
(2) kenulatan suara,
(3) kohesi kelompok,
(4) komitmen publik.

Perbedaan individual yang mempengaruhi konformitas atau kecenderungan untukmenyesuaikan diri disebabkan faktor-faktor
(1) status,
 (2) gender,
(3) personality traits,
 (4) budaya.



PERILAKU KELOMPOK



Dalam psikologi sosial, suatu kelompok terdiri dari kurang lebih dua orang atau lebih yang berinteraksi,berkomunikasi, dan mempengaruhi satu sama lain selama beberapa waktu. untuk membentuk suatu kelompok, sekelompok orang harus saling berbagi bukan hanya keadaan yang sama, tetapi juga persepsi dan tujuan.
Terdapat dua alasan umum mengapa orang bergabung dengan suatu kelompok :
1.mencapai tujuan
2.memuaskan kebutuhan
            Mengenai pengaruh kelompok terhadap individu adalah identitas, penyimpangan, dampak sosial. Menurut Robert Bales, terdapat dua fungsi penting dari perilaku yaitu agenda tugas, berhubungan dengan pekerjaan dan agenda sosial,mempertemukan kebutuhan emosional dan peran sosial para anggota kelompok. Pertemuan dua agenda tersebut dilakukan oleh  kelompok dengan beberapa struktur dan proses kunci, yaitu:
1.Norma adalah aturan atau pedoman bagi perilaku yang diharapkan
2.Peran adalah seperangkat norma yang menentukan perilaku yang pantas bagi posisisosial tertentu.
3.Kohesi kelompok, yaitu rasa keterkaitan dan kesetiaan yang memotivasi setiap anggota untuk tetap     berada dalam kelompok
           Untuk memahami dampak baik atau buruk keterlibatan kelompok dapat dilihat dari proses kunci dan kelompok yaitu sebagai berikut.
~ Deindividu, maksudnya adalah dampak terhadap kesadaran diri
~ Dampak terhadap kinerja
~ Sosialisasi kelompok
            Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kualitas keputusan kelompok, yaitu (a) tujuan sama,
(b) pembagian tugas,
(c) status dan komunikasi,
(d) ukuran kelompok,
(e) heterogenitas kelompok.

Dalam pembuatan keputusan kemungkinan terdapat bias, ada tiga sumber yang dapat memberi konstribusi bias, yaitu
(a) predisposisi anggota,
(b) solusi terendah,
 (c) pergeseran pilihan.

            Kepemimpinan merupakan perilaku dalam kelompok yang paling menentukan keefektifitasan komunikasi kelompok. Pemimpin adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yang menuntun,mengarahkan dan memotivasi kelompok. Terdapat dua perilaku utama dari pemimpin yang berorientasi tugas dan tindakan sosial-emosional, yaitu spesialis dan kepemimpinan unggul.
Fungsi pemimpin adalah :
1.mencapai tujuan kelompok
2.memelihara kelompok
3.membentuk identitas simbolik
4.perwakilan kelompok
5.melakukan perubahan kelompok

Sumber :
http://ayuputri-pratiwi.blogspot.com/2011/11/pengaruh-sosial-dan-perilaku-kelompok_22.html

catatan kuliah sistem komunikasi massa dan efek media terhadap individu


Sistem Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Yang termasuk dalam komunikasi massa antara lain adalah: koran, film, radio, televisi dan sebagainya
Beberapa definisi. komunikasi massa disampaikan oleh para ahli yaitu antara lain disampaikan oleh:
1.     DeFleur dan Dennis
Keduanya melihat komunikasi massa sebagai proses.
2.     Joseph R. Dominick
Joseph mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di mana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.
3.     Jalaluddin Rakhmat
Mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronis. sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa mempunyai beberapa perbedaan dengan komunikasi tatap muka. Menurut DeFleur dan Dennis, perbedaan terjadi dalam hal konsekuensi menggunakan media, konsekuensi memiliki khalayak luas dan beragam, pengaruh sosial dan kultur. Sedangkan menurut Elizabeth Noelle-Neuman ada empat tanda pokok dari komunikasi massa bila secara teknis komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Tanda pokok tersebut adalah: bersifat tidak langsung, bersifat searah, bersifat terbuka, mempunyai publik yang tersebar secara geografis.
Di samping adanya perbedaan antara komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal, terdapat pula hubungan antara komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal. Menurut Elihu Katz dan Paul Lazarfeld komunikasi interpersonal,merupakan variabel intervenig antara media massa dan perubahan perilaku. Sedangkan Everett Rogers mengemukakan bahwa antara saluran media massa dan interpersonal saling melengkapi. Kemudian antara komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal dapat dilihat pada efek sosialisasi dari media massa.
Khalayak Komunikasi Massa
Dalam keseharian ketertiban kita terhadap media massa sangat tinggi. Penggunaan waktu kita untuk media massa Iebih besar dibandingkan dengan aktivitas lain. Jefres mengemukakan beberapa alasan mengapa orang menggunakan media massa, yaitu:
1.     situasi konsumsi/penggunaan media
2.     pola penggunaan media massa
Dari masing-masing individu, penggunaan terhadap media massa mempunyai seleranya sendiri-sendiri, ada yang suka membaca surat kabar, menonton TV atau mendengarkan radio. Jefres menggambarkan adanya dua pendekatan yang digunakan untuk melihat mengapa terjadi perbedaan yang sifatnya individual seperti tersebut di atas, yaitu:
1.     pendekatan kategori sosial
2.     pendekatan uses and gratification
Kemudian Katz, Gurevitch dan Hass mengidentifikasi lima kelompok kebutuhan dalam hal penggunaan media, yaitu:
1.     kebutuhan kognitif
2.     kebutuhan afektif
3.     kebutuhan integratif
4.     kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dunia luar
5.     kebutuhan untuk melepaskan ketegangan
Di samping kebutuhan akan penggunaan media, reaksi dari khalayak terhadap media massa juga ada. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra Ball rakeach terdapat tiga perpektif tentang reaksi khalayak terhadap media, yaitu:
1.     perspektif perbedaan invidual
2.     perspektif kategori sosial
3.     perspektif hubungan sosial

Pengaruh Media pada Individu
Media berpengaruh terhadap individu. Untuk mengetahui hal itu telah diadakan beberapa penelitian atau studi komunikasi. Studi-studi tersebut mendorong lahirnya “Teori Peluru Ajaib” atau yang disebut juga “Teori Jarum Hipordemik” dan “Teori Stimulus-Respons (S-R).
Kesimpulan dari studi-studi komunikasi lainnya dapat dikatakan bahwa ada kalangan yang dapat dipengaruhi secara kuat, namun ada juga yang kurang bisa dipengaruhi. Hal tersebut tergantung dari kapasitas seseorang untuk mengambil keputusan intelegensi atau yang disebut daya kritis.
Erie Country Study menemukan bahwa media massa tidak mengontrol cara berpikir pemilih. Media massa disini lebih berfungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada. Tiga bentuk pengaruh media tersebut adalah aktivasi, penguatan dan konversi.
Studi Lazarsfeld dan kawan-kawan memperkenalkan sebuah konsep baru tentang Arus Komunikasi Dua Tahap. Dua tahap komunikasi tersebut adalah komunikasi dari media ke pemuka pendapat dan dari pemuka pendapat ke masyarakat. Studi ini mengatakan bahwa bukanlah pengaruh media, melainkan pengaruh personal pemuka pendapat tersebut.
Klapper menyimpulkan bahwa media massa tidak dengan sendirinya menyebabkan khalayak menjadi lebih apatis, pasif maupun agresif, namun (mungkin sekali) memperkuat kecenderungan-kecenderungan yang telah ada di kalangan penerima.
Pada periode selanjutnya berkembang dua model yaitu pendekatan “uses gratificaton” dan “agenda setting”. Pendekatan “uses gratification” menunjukkan bergesernya fokus penelitian dari sumber ke komunikan. Sedangkan pada pendekatan” agenda setting” memfokuskan perhatian pada efek media massa terhadap pengetahuan.
Efek Media Massa
Efek media massa adalah suatu efek yang berasal dari perlakuan media massa kepada kita. Ada 3 pendekatan dalam media massa yakni: efek media massa, perubahan pada diri khalayak komunikasi massa dan tinjauan suatu observasi yang dikenai efek komunikasi massa.
Efek kehadiran masa secara fisik memberikan 5 efek yakni: efek ekonomis, efek sosial, efek penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari, efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu dan efek pada perasaan orang terhadap media.
Pesan media massa memberikan efek kognitif, efektif dan behavioral kepada khalayak penerima. Selain efek-efek negatif media massa juga memberikan efek positif dengan menimbulkan efek prososial. Tiga wilayah efek prososial, antara lain efek terapetik, pengembangan kendali diri, kerja sama membagi dan membantu.

Sumber :
http://massofa.wordpress.com/2008/03/28/sistem-komunikasi-massa/


catatan kuliah, persepsi, sensasi dan memori


Sensasi
Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”

Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.

Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
  • Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
  • Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
  • Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
  • Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.

Faktor Internal Penarik Perhatian
Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
  • Faktor-faktor Biologis
  • Faktor-faktor Sosiopsikologis.
  • Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
1.     Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2.     Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
3.     Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
4.     Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5.     Dalam situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
6.     Walaupun perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul cermat.
7.     Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
8.     Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9.     Intesitas perhartian tidak konstan
10.                        Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
11.                        Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
12.                        Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
13.                        Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian

Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.

Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor struktural berasal semata-mara dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan

***
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
1.     Dalil persepsi 1: Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
2.     Dalil persepsi 2 : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3.     Dalil persepsi 3 : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
4.     Dalil persepsi 4 : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.

Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.

Memori

Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori meleawai tiga proses:
1.     Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
2.     Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
3.     Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan

Jenis-jenis Memori
Pemanggilan diketahui dengan empat cara :
1.     Pengingatan (Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2.     Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
3.     Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4.     Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.


Mekanisme Memori
Ada tiga teori yang menjelaskan memori :
1.     Teori Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.
2.     Teori Interferensi (Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif (hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan motivasional, dan amnesia.
3.     Teori Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka panjang)