Kamis, 01 Maret 2012

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, SEMESTER 4

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1.  Pengertian dan definisi komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal), yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang saja.
Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan pribadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, menemukan kasih sayang, bermusuhan, membenci orang lain, dan sebagainya.
Komunikasi tidak lain merupakan interaksi simbolik. Manusia dalam berkomunikasi lebih pada memanipulasi lambang-lambang dari berbagai benda. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia semakin maju orientasi masyarakatnya terhadap lambang-lambang.
Liliweri (1997:13) dalam Tamsil (2005:8) menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Arus pesan dua arah.
2. Konteks komunikasi adalah tatap muka.
3. Tingkat umpan balik yang tinggi.
4. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi.
5. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban.
6. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap.
Perlu juga sebelum mendefinisikan komunikasi antarpribadi kita harus memahami perbedaan komunikasi antarpribadi dan komunikasi non antarpribadi.
Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan maka ia akan merasa bahwa komunikasinya telah berhasil.
Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara tidak langsung membuat prediksi tentang efek dan prilaku komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: tingkat kultural, tingkat sosiologis, dan tingkat psikologis.
Analisis pada tingkat kultural. Untuk itu kita seharusnya menyamakan pemahaman dulu tentang konsep kultur atau budaya. Budaya adalah akal budi manusia, yang pada analisis ini individu tersebut berusaha menyamakan persepsi pada tataran karya akal budi manusia yang terikat dalam bahasa, kebiasaan, norma sosial yang berlaku dimasyarakat tersebut, serta hal-hal mengenai penggolongan kultur tertentu terhadap sifat-sifat yang mengikutinya berdasarkan stereotype. Contoh: disuatu sore penulis bertemu pak Ujo yang sedang lari-lari kecil. Ia menyapa saya dengan hangat saat saya duduk dipinggir lapangan bola Universitas Hasanuddin Makassar. “Ghak lari dhe? Bhiar sehat. Yuu!!”. Persepsi awal penulis terhadap pak Ujo adalah orang suku Jawa, berdasarkan gaya bahasa dan penekanan kata.
Analisis pada tingkat sosiologis. Pada analisis ini individu untuk itu tingkat analisis ini lebih kepada generalisasi rangsangan berdasarkan kerangka pengalaman dan kerangka intelektual yang dihubungkan antara karakteristik objek pengamatan kepada kelompok sosial tertentu. Maksudnya, pada tahapan ini individu melakukan prediksi berdasarkan generalisasi masyarakat secara umum terhadap karakteristik objek pengamatan. Kecirian yang diikuti pemberian label menjadi jawaban dari penilaian sementara individu tersebut. Contoh: saat pak Ujo selesai menyapa, saya pun tersenyum, sebelum membalas sapaan pak Ujo saya mengamati karakteristik pak Ujo: berkepala botak, berkacamata yang mempunyai rantai, serta berperut melebar. Maka saya mengambil kesimpulan bahwa pak Ujo adalah seorang dosen sekelas profesor. “iye pak, lagi tidak enak badan ki saya pak” dengan tubuh sedikit membukuk dan senyuman yang disulap sedemikian rupa agar terlihat tulus.
Analisis pada tingkat psikologis. Apabila prediksi/prakira yang dibuat komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat diaktakan komunikator melakukan prediksi pada tataran psikologis.
Tiap indifidu mempunyai watak dan kepribadian yang tak sama dengan orang lain, karena ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman dimasa lalu. Apabila dua individu yang melakukan komunikasi bisa saling mengerti dan memahami kepribadian dan watak masing-masing, baru dapat dikatakan bahwa satu sama lain dalam berkomunikasi melakukan prediksi atas data psikologis. Selain itu, pada tataran ini kedua individu yang melakukan interaksipun telah mengalami pembiasan norma yang berlaku diantara mereka. Yang tadinya pada tataran kultural dan sosiologis kedua individu tersebut masih berinteraksi dengan menggunakan norma konvensional yang berlaku dimasyarakat, tetapi pada tataran psikologis individu yang beriteraksi menggunakan norma relational yang hanya dipahami oleh mereka berdua berdasarkan pengalaman dari pola dan kesepakatan mereka berdua.
Atas dasar uraian diatas, maka dapat dibedakan antara komunikasi antarpribadi dengan komunikasi non antarpribadi. Apabila prediksi mengenai hasil komunikasi didasarkan pada analisis tingkat atau tataran psikologis, maka pihak-pihak yang berkomunikasi terlibat dalam komunikasi antarpribadi, begitu pula sebaliknya.
Dari beberapa uraian diatas berdasarkan ciri dan perbedaan komunikasi antarpribadi dan non-antarpribadi maka penulis berusaha mencirikan komunikasi antarpribadi sebagai berikut:
1. Prediksi pada tataran psikologis
2. Konteks komunikasi adalah tatap muka
3. Terjadi pada ruang lingkup indifidu yang sempit(sedikit orang)
4. Norma yang berlaku cenderung relational
5. Arus pesan dua arah
6. Komunikasi antarpribadi adalah verbal dan non-verbal.
7. komunikasi antarpribadi saling mempengaruhi dan mengubah
Dari uraian serta rangkuman ciri dari komunikasi antarpribadi, penulis mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai sebuah interaksi tatap muka secara verbal dan non-verbal pada tataran psikologis antara individu yang satu dengan individu yang lain, yang memiliki norma relational berdasarkan kesepakatan individu-individu tersebut, dimana arus pesan terjadi dari dua arah secara aktif serta saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain.
Tatap muka, penulis memaknai pengertian yang diberikan Deddy Mulyana dalam bukunya penganta ilmu komunikasi sebagaimana tatap muka mempunyai sebuah efek lebih kepada indifidu yang melakuakan aktifitas kumunikasi. Serta lebih kepada penekanan analisa apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya.
Verbal dan non verbal berangkat dari pemahaman bagaimana pesan itu dikemas, seperti komunikasi pada umumnya selalu mencakup dua unsur pokok; isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan, baik secara verbal(tersurat) maupun non verbal(tersirat).
Tataran psikologis yang dimaksud sepaham dengan penjabaran Miller dan Steinberg (1975) dalam Jurnal Komunikasi Antarpribadi Universitas Terbuka (hal 4), bahwa pada tataran psikologislah suatu komunikasi bisa dikatakan komunikasi antarpribadi.
Hubungan relational berangkat dari pendapat Milller dalam Rakhmat (2004:119):
Understanding the interpersonal communication process demands an understanding of the symbitic relationship between communication and relational development: comunication influences relational development , and in turn(simoultaneously), relational development influences the nature communication between parties to the relationship.
(memahami proses komunikasi interpersonal(antarpribadi) menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relational: komunikasi mempengaruhi perkembangan relational, dan pada gilirannya(secara serentak), perkembangan relational mempengaruhi sifat komunikasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut).
Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut de Vito dalam Tamsil (2005:30) :
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.



2.  Komunikasi antarpribadi dalam komunikasi manusia
Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Menurut Schramm (1974), di antara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Demikian pula menurut Merill dan Lownstein (1971), bahwa dalam pergaulan antarmanusia selalu terjadi proses penyesuaian pikiran, penciptaan simbol yang mengandung suatu pengertian bersama. Theodorson (1969) selanjutnya mengemukakan pula bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau sekelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu.

Menurut Devito (1976), komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Sedangkan menurut Tan (1981), komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang lebih. Adapun karakteristik komunikasi antarpribadi:
· Terjadi dimana saja dan kapan saja
· Proses berkesinambungan
· Mempunyai tujuan tertentu
· Menghasilkan hubungan yang timbal balik
· Merupakan sesuatu yang dipelajari

3.  Perkembangan teknologi dan komunikasi antarpribadi

Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986)
Kata Teknologi tidak hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari.
Technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships invalved in achieving a desired outcome.
Sebuah teknologi biasanya terdiri dari aspek Hardware (perangkat keras) dan Software(Perangkat Lunak).
Salah satu jenis teknologi adalah Teknologi Komunikasi

Teknologi Komunikasi dan Bahasa

Teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras; struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial yang dikoleksi, diproses dan menjadi pertukaran informasi individu-individu dengan individu-individu lainnya. Teknologi Komunikasi diawali sejarah manusia seperti ditemukannya bahasa lisan dan bahasa tulisan dalam bentuk photographs yang ditulis pada dinding gua-gua, teknologi komunikasi berbentuk televisi atau media online, maka yang mengisinya adalah orang komunikasi, seperti program berita pada televisi atau cyber communication pada media online (internet)

Menurut Alvin Toffler, tiga gelombang peradaban manusia terdiri dari era pertanian, industri dan era informasi / komunikasi (lihat Rogers 1986 ; Alisyahbana dalam Yulian, dkk (2001) :

1. Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan kincir air dan kincir angin.

Gelombang Peradaban Manusia

2. Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, sebagai “manusia ekonomis” yang rakus yang baru lahir dari Renaissance (pencerahan di Eropa). Adam Smith dengan bukunya The Wealth of Nations dari Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species mewarnai budaya renaissance.
Imprialisme dan kolonialisme di gelombang kedua ini merupakan interpretasi yang salah dari Teori Darwin, terutama ideologi Social Darwinism dan Herbert Species ; The Mights is always Rights.

Gelombang kedua ini berbudaya produk massa, pendidikan massa, komunikasi massa dan media massa.
Budaya Iptek tumbuh dengan pesat
Terjadi urbanisasi dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.
3. Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi dengan ciri-ciri :

Kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui
Proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi
Terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Peradaban gelombang ketiga merupakan Sintesa dari gelombang pertama (tesa) dan gelombang kedua (antitesa).
Dalam gelombang ketiga ini kadang disebut sebagai Knowledge Age, dengan digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan internet, masyarakat mampu berkomunikasi online
Era Komunikasi dan Informasi
Masa Puncaknya era komunikasi dan informasi akan segera tercapai 10-20 tahun kedepan.
4.  Hubungan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi lainnya
Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif [1].
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini [2]
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_intrapersonal