Senin, 30 April 2012

Konsep diri dan komunikasi antar pribadi.



 Konsep diri dan komunikasi antar pribadi.

Dalam konsep diri ini, kita bisa membayangkan bagaimana kita bercermin untuk mengetahui siapa sesunguhnya diri kita. Menurut Rakhmat (1985:124) menjelaskan proses bercermin diri itu melalui tahapan-tahapan berikut ini. Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami rasa bangga atau kecewa pada diri kita sendiri.
Sebelum beranjak lebih jauh, ada baiknya kita merumuskan dulu, apa yang dimaksud dengan konsep diri. Debes merumuskan konsep diri dengan mengutif Devito, ”merupakan gambaran siapa diri kita sebenarnya.” Menurut Debes, konsep diri juga dinyatakan sebagai keseluruhan gambaran tentang diri kita. Maksud keseluruhan gambaran disini mencakup diri psikologis, diri fisik, diri spiritual, diri sosial, dan diri intelektual. Demikian, konsep diri merupakan persepsi kita pada bagian-bagian tadi untuk dipadukan dan membentuk keseluruhan gambaran. Penting diingat, konsep diri ini bukan pandangan orang lain pada kita melainkan pandangan kita sendiri atas diri kita.
Sedangkan William D. Brooks (dalam Rakhmat, 1998:125) menyebut konsep diri sebagai ”persepsi-persepsi fisik, sosial, dan psikologis atas diri kita sendiri yang bersumber dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain”. Berdasarkan definisi dari Brooks tersebut, kita bisa menguraikannya sebagai berikut.
1.      Persepsi fisik, yang berkaitan dengan bagaiman akita mempersepsi diri kita secara fisik. Apakah kita ini termasuk orang yang tampan/cantik, biasa-biasa saja atau jelek? Apakah badan kita terlihat gagah atau tidak menarik?
2.      Persepsi sosial, yang berkaitan dengan bagaimana orang lain tentang diri kita. Apakah ini termasuk orang yang mudah bergaul, cenderung menyendiri, disukai orang lain atau orang yang ingin menang sendiri.
3.      Persepsi psikologis, yang berkaitan dengan apa yang ada pada ”dalam” diri kita. Apakah saya ini orang yang keras pendirian atau keras kepala? Apakah saya termsuk orang yang bahagia karena apa saya bahagia?
4.      Pengalaman, yang terkait dengan sejarah hidup kita. Sejak mulai kita dilahirkan hingga usia saat ini tentu mengalami berbagai hal yang berpengaruh pada diri kita. Misalnya, kita menjadi keras kepala karena sering diperlakukan sebagai anak yang berada pada pihak yang salah.
5.      Interaksi dengan orang lain, yang terkait bagaimana interaksi dengan orang lain akhirnya membentuk persepsi psikologis bahwa dirinya termasuk orang yang tidak bisa bekerja.

 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=konsep%20diri%20dan%20komunikasi%20antar%20pribadi&source=web&cd=7&sqi=2&ved=0CEcQFjAG&url=http%3A%2F%2Fcai.elearning.gunadarma.ac.id%2Fwebbasedmedia%2Fdownload.php%3Ffile%3Dmodul-3.doc&ei=3YKeT8CKJYy3rAf6kpFg&usg=AFQjCNHIrMsx7llZCCyUHMSQvnbVeYWCoQ&cad=rja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar