Etika dalam komunikasi antar pribadi
Sedangkan Etika dalam bahasa Yunani Kuno adalah Ethos
yaitu kebiasaan, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, Etika dapat dijelaskan dengan membedakan 3 arti, sebagai
berikut :
- Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral
- Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
- Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat.
Ada 2 jenis etika jika dikaitkan dengan nilai-nilai
dan norma-norma yakni :
- Etika Deskriptif
Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya,
yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai
kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang
sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak secara etis.
- Etika Normatif
Etika Normatif berbicara mengenai norma-norma yang
menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada
manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia
menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.
Aristoteles dalam Bertens (2001) teorinya yang dikenal
tentang moral dan etika, digunakan istilah “ethe” yang pengertiannya adalah
mengenai baik-buruknya suatu sifat yang dalam bahasa latin kata “ethikos”
diterjemahkan menjadi “mores” yang berarti kebiasaan. Istilah itu kemudian
berubah, karena selain kata “ethos” yang berarti kualitas suatu sifat,
digunakan juga istilah etos yang berarti suatu cara berpikir dan merasakan,
suatu cara bertindak dan bertingkah laku yang member cirri khas kepemilikan
seseorang terhadap kelompok dan sekaligus merupakan tugas. Istilah yang kedua
ini sesuai dengan terjemahannya dalam bahasa latin disebut juga sebagai
“moralis” atau adat, kebiasaan. Istilah “moralis” ini kemudian menjadi teknis
yang tidak lagi berarti kebiasaan tetapi mengandung makna moral. Sekarang moral
selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus, dihubungkan dengan norma sebagai cara
bertindak yang berupa tuntutan yang relatif dan mutlak. Jadi, moral merupakan
wacana normatif dalam kajian buruk dan baiknya suatu etika.
- Etika berbeda dengan Etiket
Kata yang sering dianggap serupa maknanya dengan kata
etika (ethics) adalah kata etiket (etiquette). Mungkin karena
intonasinya yang serupa kemudian keduanya dengan mudahnya dicampuradukan,
padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Etika di sini dipahami sebagai
moral, sedangkan etiket hanya berkaitan dengan sopan santun. Perbedaan diantara
keduanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1 : Perbedaan Etika dan Etiket menurut Bertens
(Bertens, 2001)
No.
|
Etiket
|
Etika
|
1
|
Menyangkut
nilai sopan santun sesuatu yang diperlihatkan yang mengandung nilai pada
seorang individu di mata individu lainnya misalnya menyalami orang yang lebih
tua.
|
Etika
tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu tindakan, namun etika mencakup
pemberian norma terhadap perbuatan itu sendiri yang berlaku mutlak
|
2
|
Etiket
hanya berlaku di pergaulan. Artinya jika tidak dilihat oleh orang lain
berarti tidak berlaku
|
Etika
berlaku tidak tergantung pada pergaulan dan ada atau tidaknya orag lain
karena cakupannya lebih luas
|
3
|
Etiket
bersifat relatif. Contohnya bersendawa ketika makan, sebagian membolehkan
sementara sebagian lagi menganggap tidak beretiket
|
Etika
bersifat jauh lebih absolut dibanding etiket. Contohnya ”larangan membunuh”
yang berlaku absolut
|
4
|
Etiket
hanya memandang manusia dari sisi lahiriah semata
|
Etika
menyangkut sisi lahir maupun batin manusia.
|
Secara umum, Etika adalah berarti moral yang
menyangkut nilai kehidupan manusia sedangkan Etiket adalah apa yang terlihat di
luar. Dalam tata pergaulan etiket adalah sopan santun. Namun, persamaannya
terletak pada objek kajiannya yakni manusia.
Terimakasih artikelnya :)
BalasHapus