Senin, 30 April 2012

Etika dalam komunikasi antar pribadi

 Etika dalam komunikasi antar pribadi

Sedangkan Etika dalam bahasa Yunani Kuno adalah Ethos yaitu kebiasaan, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Etika dapat dijelaskan dengan membedakan 3 arti, sebagai berikut :
  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak serta kewajiban moral
  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat.
Ada 2 jenis etika jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan norma-norma yakni :
  • Etika Deskriptif
Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.
  • Etika Normatif
Etika Normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.
Aristoteles dalam Bertens (2001) teorinya yang dikenal tentang moral dan etika, digunakan istilah “ethe” yang pengertiannya adalah mengenai baik-buruknya suatu sifat yang dalam bahasa latin kata “ethikos” diterjemahkan menjadi “mores” yang berarti kebiasaan. Istilah itu kemudian berubah, karena selain kata “ethos” yang berarti kualitas suatu sifat, digunakan juga istilah etos yang berarti suatu cara berpikir dan merasakan, suatu cara bertindak dan bertingkah laku yang member cirri khas kepemilikan seseorang terhadap kelompok dan sekaligus merupakan tugas. Istilah yang kedua ini sesuai dengan terjemahannya dalam bahasa latin disebut juga sebagai “moralis” atau adat, kebiasaan. Istilah “moralis” ini kemudian menjadi teknis yang tidak lagi berarti kebiasaan tetapi mengandung makna moral. Sekarang moral selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus, dihubungkan dengan norma sebagai cara bertindak yang berupa tuntutan yang relatif dan mutlak. Jadi, moral merupakan wacana normatif dalam kajian buruk dan baiknya suatu etika.
  1. Etika berbeda dengan Etiket
Kata yang sering dianggap serupa maknanya dengan kata etika (ethics) adalah kata etiket (etiquette). Mungkin karena intonasinya yang serupa kemudian keduanya dengan mudahnya dicampuradukan, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Etika di sini dipahami sebagai moral, sedangkan etiket hanya berkaitan dengan sopan santun. Perbedaan diantara keduanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1 : Perbedaan Etika dan Etiket menurut Bertens  (Bertens, 2001)

No.
Etiket
Etika
1
Menyangkut nilai sopan santun sesuatu yang diperlihatkan yang mengandung nilai pada seorang individu di mata individu lainnya misalnya menyalami orang yang lebih tua.
Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu tindakan, namun etika mencakup pemberian norma terhadap perbuatan itu sendiri yang berlaku mutlak
2
Etiket hanya berlaku di pergaulan. Artinya jika tidak dilihat oleh orang lain berarti tidak berlaku
Etika berlaku tidak tergantung pada pergaulan dan ada atau tidaknya orag lain karena cakupannya lebih luas
3
Etiket bersifat relatif. Contohnya bersendawa ketika makan, sebagian membolehkan sementara sebagian lagi menganggap tidak beretiket
Etika bersifat jauh lebih absolut dibanding etiket. Contohnya ”larangan membunuh” yang berlaku absolut
4
Etiket hanya memandang manusia dari sisi lahiriah semata
Etika menyangkut sisi lahir maupun batin manusia.
Secara umum, Etika adalah berarti moral yang menyangkut nilai kehidupan manusia sedangkan Etiket adalah apa yang terlihat di luar. Dalam tata pergaulan etiket adalah sopan santun. Namun, persamaannya terletak pada objek kajiannya yakni manusia.

1 komentar: