Rabu, 02 Mei 2012

Komunikasi di depan Umum

Komunikasi di depan Umum

Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens.[1] Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang, yaitu:
  1. Mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya.
  2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.
  3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.
  4. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.
  5. Menyelipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens yang di luar perkiraan.


Kemampuan berbicara di depan umum tidaklah dimiliki setiap orang karena kemampuan ini berkaitan erat dengan citra pribadi. Biasanya orang yang memiliki  kemampuan ini  sering  disebut  dengan "pemimpin". Kemampuan berbicara di depan umum  dapat  dimiliki   karena  adanya bakat alam (sering disebut "dilahirkan"), dengan menjalani pelatihan atau secara spontan muncul dalam situasi darurat (bersifat sementara).
Public Speaking yang berhasil, ditentukan oleh empat faktor penting, yaitu dengan "Mengatasi Hambatan Kepribadian", "Penggunaan Body Language Secara Tepat", "Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran", serta "Penggunaan Alat Peraga." Selain itu, tentu saja diperlukan persiapan yang mantap, pelaksanaan yang meyakinkan, feeling dan finishing touch yang manis
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian

  • Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
  • Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - Organisasikan bahan presentasi Anda.
    - Visualisasikan.
    - Berlatih.
    - Bernafas dalam - dalam.
    - Berfokus pada relaksasi.
    - Melepas ketegangan.
    - Kontak mata.
2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
  • Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    - postur tubuh.
    - Perpindahan tempat.
    - Gerak isyarat.
    - Mimik wajah.
    - Mata yang bersinar.
  • Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    - memasukan tangan ke saku.
    - Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    - Lengan disedekapkan.
    - Bertolak pinggang.
    - Meremas-remas tangan.
3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
1. Mengatasi Hambatan Kepribadian
  • Pada umumnya, seseorang yang belum biasa berbicara di depan orang yang banyak akan gugup, gemetar, berkeringat dingin, gagap, tegang, sakit perut (mulas), salah tingkah, demam panggung yang biasa kita sebut "cemas".
  • Kiat menghadapi kecemasan: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
    - Organisasikan bahan presentasi Anda.
    - Visualisasikan.
    - Berlatih.
    - Bernafas dalam - dalam.
    - Berfokus pada relaksasi.
    - Melepas ketegangan.
    - Kontak mata.
cemas?  CEMAS????
2. Penggunaan Body Language Secara Tepat
  • Bahasa isyarat dan gerakan tubuh merupakan hal penting namun sering dilupakan orang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
    - postur tubuh.
    - Perpindahan tempat.
    - Gerak isyarat.
    - Mimik wajah.
    - Mata yang bersinar.
  • Hal -hal yang perlu dihindarkan:
    - memasukan tangan ke saku.
    - Tangan ditangkupkan di belakang punggung.
    - Lengan disedekapkan.
    - Bertolak pinggang.
    - Meremas-remas tangan.
3. Metode Penyampaian yang Sistematis dan Tepat Sasaran
Urutan presentasi: (tambahkan keterangan sendiri waktu ceramah)
- pendahuluan
- Kalimat prepandangan.
- Gagasan utama dan sub gagasan.
- Keuntungan dari penyampaian materi.
- Kalimat peninjauan.
- Kesimpulan.
4. Penggunaan Alat Peraga
Alat peraga khususnya yang visual dimaksudkan untuk :
- Memfokuskan perhatian audience
- Mengukuhkan pesan verbal
- Merangsang minat
- Mengilustrasikan faktor-faktor yang sulit diverbalkan

5.Persiapan
  • Faktor nonteknis seringkali tidak diperhitungkan namun membawa akibat fatal bila ternyata muncul tiba-tiba. Misalnya :
    - penampilan (rambut, pakaian, sepatu, bau badan, . . .)
    - Fisik (kesehatan, makan dulu, minum glucose, buang air besar/kecil, cukup tidur, . . .)
    - Latihan gaya, menghitung waktu, . . .
    - Kesempurnaan berkas/bahan, transparan cadangan, spidol.
    - Ketersediaan alat peraga dan cadangannya, . . .
    - Sound sytem, pengaturan tempat duduk, letak layar dan alat peraga, . . .
    - Kreativitas.
6. Pelaksanaan yang meyakinkan
  • Intonasi suara, semangat, rasa percaya diri, keyakinan yang sempurna, rasa optimis, mata yang berbinar, senyum dikulum, komunikatif, mengajak (berdialog dengan) seluruh audience, membangkitkan inspirasi, data yang akurat, peraga yang baik dan lain-lain sangat mempengaruhi keberhasilan berbicara di depan umum.
7. Feeling
  • Otak manusia terdiri dari optak kanan dan otak kiri. Otak kiri berpikir hal-hal yang rasional, sedangkan otak kanan memikirkan hal-hal yang berbau senidan mengandalkan perasaan, emosi dan nuansa-nuansa ketidak pastian. Dalam berbicara di depan umum, otak kanan juga harus difungsikan, tidak hanya otak kiri. Untuk apa? Agar kita dapat mengatasi gejala-gejala yang dapat merusak presentasi kita. Contoh : jam presentasi yang tidak tepat (membuat ngantuk), kebosanan karena acara yagn monoton dan berlebihan, kelelahan, kurang minat dan sebagainya. Sebaiknya presentasi segera di break dengan humor, tanya jawab, demonstrasi alat atau visualisasi sesuatu yang merangsang minat. Selain itu ciptakan suasana yang hangat dan interaksi yang "hidup".
8. Finishing Touch
Setelah kesimpulan di akhir pembicaraan, ungkapkanlah tantangan, pertanyaan, penegasan, demo atau apa saja yang dapat audience terpana, tercengang, berpikir, atau bahkan protes. Hal ini akan memberi kesan positif dan rangsangan untuk bertanya.





http://ummahattokyo.tripod.com/kepribadian/teknik_public_speaking.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar